Mekanisme Penentuan Awal Ramadhan


Penentuan awal bulan Ramadhan, seperti bulan-bulan Hijriyah lainnya, didasarkan pada pengamatan hilal atau bulan sabit setelah terbit matahari pada akhir bulan sebelumnya. Penentuan ini didasarkan pada metode hisab (perhitungan matematika) atau rukyat (pengamatan langsung).

1. Metode Hisab

Metode hisab dilakukan dengan menghitung peredaran bulan dan matahari. Penentuan awal bulan Ramadhan berdasarkan hisab ini dilakukan dengan menghitung peredaran bulan dan matahari. Dalam hisab ini, bulan Ramadhan dimulai pada hari ketika hilal (bulan sabit) terlihat di atas cakrawala setelah matahari terbenam pada hari ke-29 bulan Sya'ban.

2. Metode Rukyat

Metode rukyat dilakukan dengan pengamatan langsung hilal atau bulan sabit setelah terbenam matahari. Penentuan awal bulan Ramadhan berdasarkan rukyat ini membutuhkan pemandangan langit yang jelas dan pengamatan terhadap hilal oleh ahli rukyat atau orang yang memiliki kualifikasi untuk melakukannya. Hilal harus terlihat dengan jelas dan tinggi di atas cakrawala setelah matahari terbenam pada hari ke-29 bulan Sya'ban.


Penentuan awal bulan Ramadhan melalui metode rukyat biasanya dilakukan oleh Nahdhatul Ulama, sedangkan penentuan awal bulan Ramadhan melalui metode hisab lebih umum digunakan oleh Muhammadiyah jika di Indonesia. Namun, tidak ada metode yang dianggap lebih baik atau benar dari yang lain, dan masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Penentuan awal bulan Ramadhan yang tepat dan akurat sangat penting dalam agama Islam karena puasa Ramadhan merupakan kewajiban bagi umat Muslim yang harus dilakukan selama bulan Ramadhan.


Posting Komentar

0 Komentar

Ads