Keutamaan, Peristiwa Penting dan Amalan di Bulan Rajab

Keutamaan, Peristiwa Penting dan Amalan-amalan di Bulan Rajab

1. Bulan Rajab dalam Islam

Bulan Rajab adalah salah satu dari empat bulan haram (bulan mulia) dalam Islam selain Dzulqa‘dah, Dzulhijjah, dan Muharram. Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah adalah dua belas bulan… di antaranya empat bulan haram.”
(QS. At-Taubah: 36)

Rajab disebut sebagai bulan haram yang berdiri sendiri, karena tidak berurutan dengan bulan haram lainnya.

2. Peristiwa-peristiwa Penting di Bulan Rajab

a. Peristiwa Isra’ dan Mi‘raj

Mayoritas ulama berpendapat bahwa Isra’ dan Mi‘raj Nabi Muhammad ﷺ terjadi pada bulan Rajab, meskipun terdapat perbedaan pendapat tentang tanggal pastinya¹.

Peristiwa ini sangat penting karena:

  • Menjadi awal diwajibkannya shalat lima waktu

  • Menegaskan kedudukan Rasulullah ﷺ

  • Menjadi ujian keimanan kaum Muslimin

b. Awal Dakwah Islam Secara Terbuka (Sebagian Riwayat)

Sebagian sejarawan Islam menyebutkan bahwa pada bulan Rajab, Rasulullah ﷺ mulai menyampaikan dakwah Islam secara lebih terbuka, meskipun pendapat ini tidak bersifat mutlak².

c. Momentum Persiapan Spiritual Menuju Ramadhan

Para ulama salaf memandang Rajab sebagai bulan persiapan ruhani menuju Ramadhan, disusul Sya‘ban sebagai bulan penguatan, dan Ramadhan sebagai bulan panen amal³.

3. Keutamaan Bulan Rajab

a. Termasuk Bulan Haram

Keutamaan utama Rajab adalah statusnya sebagai bulan haram, di mana:

  • Dosa lebih berat akibatnya

  • Amal saleh lebih besar nilainya⁴

b. Bulan Mengagungkan Allah

Rajab berasal dari kata tarjīb yang bermakna pengagungan. Orang Arab jahiliah pun mengagungkan bulan ini dengan menghentikan peperangan.

c. Momentum Taubat dan Introspeksi

Ulama seperti Imam Ibn Rajab al-Hanbali menekankan bahwa Rajab adalah waktu yang tepat untuk:

  • Memperbanyak istighfar

  • Membersihkan hati

  • Meninggalkan maksiat sebagai bentuk penghormatan bulan haram⁵

4. Amalan-amalan Sunnah di Bulan Rajab

Catatan penting: Tidak ada ibadah khusus yang hanya disyariatkan pada bulan Rajab dengan dalil sahih. Namun, amalan sunnah umum sangat dianjurkan untuk diperbanyak.

a. Memperbanyak Puasa Sunnah

Puasa di bulan Rajab termasuk dalam puasa sunnah di bulan haram. Rasulullah ﷺ menganjurkan puasa di bulan-bulan haram tanpa mengkhususkan tanggal tertentu⁶.

Contoh:

  • Puasa Senin–Kamis

  • Puasa Ayyamul Bidh (13, 14, 15)

  • Puasa Daud (bagi yang mampu)

b. Memperbanyak Istighfar dan Taubat

Rajab adalah waktu yang tepat untuk memperbanyak:

  • Istighfar

  • Taubat nasuha

  • Muhasabah diri

Ulama salaf berkata:

*“Rajab adalah bulan menanam, Sya‘ban bulan menyiram, dan Ramadhan bulan memanen.”*⁷

c. Memperbanyak Amal Shalih

Seperti:

  • Shalat sunnah

  • Sedekah

  • Membaca Al-Qur’an

  • Menjaga lisan dan akhlak

d. Memperbanyak Doa

Doa yang masyhur dibaca oleh para ulama sejak Rajab:

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ

“Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya‘ban, dan sampaikan kami ke bulan Ramadhan.”⁸

5. Amalan yang Perlu Diluruskan

Para ulama menegaskan:

  • Tidak ada shalat Rajab khusus

  • Tidak ada puasa tanggal tertentu yang wajib di Rajab

  • Tidak ada ibadah khusus malam 27 Rajab yang bersifat wajib

Menghidupkan Rajab boleh, selama tidak mengkhususkan ibadah tanpa dalil sahih⁹.

Kesimpulan

Bulan Rajab adalah bulan mulia yang Allah agungkan. Keutamaannya terletak pada statusnya sebagai bulan haram dan posisinya sebagai pintu masuk menuju Ramadhan. Amalan yang dianjurkan bukanlah ibadah khusus, melainkan memperbanyak amal sunnah umum, taubat, dan persiapan ruhani.


Footnote / Referensi

  1. Al-Mubarakfuri, Syaikh Shafiyurrahman, Sirah Nabawiyah, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2018.

  2. Shalabi, Ahmad, Sejarah dan Kebudayaan Islam, Jakarta: Al-Husna Zikra, 2003.

  3. Ibn Rajab al-Hanbali, Latha’if al-Ma‘arif (terj. Indonesia), Jakarta: Pustaka Azzam, 2015.

  4. Kementerian Agama RI, Tafsir Al-Qur’an Tematik: Bulan-bulan Haram, Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 2019.

  5. Ibn Rajab al-Hanbali, Keutamaan Waktu dalam Islam, Jakarta: Darul Haq, 2016.

  6. Al-Nawawi, Riyadhus Shalihin (terj. Indonesia), Jakarta: Darus Sunnah, 2017.

  7. Yusuf al-Qaradawi, Ibadah dalam Islam, Jakarta: Lentera AntarNusa, 2014.

  8. Al-Suyuthi, Al-Jami‘ al-Shaghir (rujukan dalam kitab doa), terj. Indonesia, Jakarta: Pustaka Imam Syafi’i.

  9. Kementerian Agama RI, Moderasi Beragama dalam Praktik Ibadah, Jakarta: Kemenag RI, 2020.

Posting Komentar

0 Komentar

Ads